Senin, 27 April 2015

La La La Laaaaa

Lagi semangat - semangatnya nge Blog, semoga selalu semangat ngeblognyaa dan tulisannya bisa dibaca dan berguna bagi orang lain :D

Minggu, 26 April 2015

My First Review of My First Novel




Judul: A Passionate Revenge (Gelora Dendam)
Penulis: Sara Wood
Alih Bahasa : E. Dian Anggraeni
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Genre: Romance (Novel Dewasa)
Tebal: 262 halaman.
Terbit: Tahun 2009
ISBN-: 978-979-22-5094-7


Sinopsis :
Vido Pascali tidak pernah dapat melupakan Anna Willoughby -  cinta pertamanya- dan peran wanita itu dalam kehancuran hidupnya di Inggris.  Ia menginginkan pembalasan dendam.
Vido menjadi miliuner dan membeli rumah keluarga Anna serta mempekerjakan Anna sebagai kokinya.  Vido menganggap itu sebagai langkah awal untuk membalas dendam, membuat Anna berlutut meminta maaf di hadapannya.  Vido tak menyangka berdekatan dengan Anna justru memunculkan perasaan protektif yang membuatnya ingin melupakan pembalasan dendam.  Mungkinkah ia masih mencintai Anna, wanita yang membencinya? Lebih penting lagi, mungkinkah Vido bisa membuat Anna belajar mencintainya?

***
Kata orang first love never die.  Bahkan ketika kita sudah punya pasangan pun, cinta pertama selalu punya kenangan tersendiri.  Sensasi cinta pertama itu mungkin yang tidak akan pernah bisa kita lupakan.  Deg-degannya, senangnya saat bisa melihat si dia, bahagianya luar biasa jika kita bisa sekedar di sapa.
Buku ini menceritakan tentang perjalanan cinta pertama Anna, seorang perempuan yang masa kecilnya menjadi korban bully orang disekitarnya, sehingga Ia menjadi tidak percaya diri ketika Vido, seorang pria tampan menjadi pacarnya saat mereka masih bersekolah.
Sayangnya, Vido merupakan anak seorang Janda yang bekerja di pabrik Kakek Anna.  Singkat cerita, hubungan mereka tidak berjalan baik.  Vido harus pergi dari Inggris dan hubungannya dengan Anna hancur.
Setelah bertahun-tahun berlalu, Vido kembali ke Inggris untuk membalas dendam kepada Anna, untuk apa yang sudah terjadi pada dirinya.  Dan keadaan mereka berdua sudah jauh berbeda dari saat mereka terakhir bertemu.  Vido menjadi Miliuner dan membeli rumah keluarga Anna, yang dijual karena kakeknya bangkrut. 
A Passionate Revenge merupakan salah satu novel Harlequin.  Buat penggemar novel Harlequin pasti sudah tahu gimana ciri khasnya.  Dari sisi covernya, novel ini menampilkan sebuah gambar rumah pedesaan klasik yang terlihat damai dan indah.
Saya belum pernah membaca karya Sara Wood yang lain selain A Passionate Revenge, terlepas dari adanya beberapa kalimat yang rancu, seperti di halaman 125 Nah.  Bertahanlah dengan topimu. Meskipun pada saat itu, Anna jelas-jelas tidak menggunakan topi.  Hanya saja mengingat ini merupakan novel terjemahan, bisa jadi kalimat tersebut merupakan sebuah pepatah atau istilah.
Dalam buku ini Sara Wood membawa kita membayangkan betapa nikmatnya masakan-masakan Italia yang dimasak Anna untuk menarik hati Vido. Dan tentunya bagi penggemar Harlequin tahu selalu ada love scene yang hot, yang juga ditampilkan beberapa kali dalam buku ini.  Penasaran ? baca sendiri yaa :D.
Walaupun pada awalnya ada beberapa percakapan panjang yang agak membosankan terutama pada wawancara kerja Anna yang dilakukan oleh Vido, terlepas dari itu bagi pencinta cerita romantic tentunya akan dengan senang hati untuk melihat bagaimana kisah akhir Vido dan Anna.

 Overall, I Rate 4 of 5 stars for this book

Recommended, buat temen-temen pencinta Harlequin yang tentunya udah +18.  This is the end of my review (my first review J) mohon maaf apabila ada salah-salah kata.

Jumat, 24 April 2015

I love Samarinda all the way it is :)

It's awesome how time flies. Udah Jumat aja hari ini. After all those busy day. Really thanks God it's Friday :).  Beberapa hari ini Samarinda hujan deras banget, and as usual it cause flood. Kemarin gw berjuang ke Maritim dengan motor Supra tercinta gw, syukur banget gw gak hanyut dengan keadaan arus air yang deras gitu.  Mungkin kalo sungai mahakam bisa dilewatin motor yaa gitu rasanya.  Selama gw kerja di Kawasan Sempaja Ujung, kemarin itu (Kamis, 23 April 2015) merupakaan banjir paling mengerikan yang pernah gw rasakan.  Dengan heroiknya gw berjuang menembus air yang kira-kira tingginya selutut orang dewasa.  Kalo cuman banjir doang mungkin perjuangan gw bisa membuahkan hasil, sayangnya banjirnya barengan sama arus yang kenceng, so gw menyerah dengan menepi di sebrang POM bensin sempaja, sambil cerita-cerita sama sesama korban banjir yang juga akhirnya harus menyerah setelah capek muter-muter cari jalan supaya tetep sampe ditempat tujuannya, sayangnya jalan-jalan yang dia tau semuanya banjir.  Sambil cerita-cerita sama sesama korban banjir lainnya gw lyad macam-macam kelakuan orang yang lagi kebanjiran.  Yang paling menarik adalah gimana orang-orang mengabadikan diri mereka di tengah - tengah banjir kemarin.  Oke, gw juga mengabadikannnya tapi bukan selfie diri, hanya kondisi banjir terkini yang gw poto buwat display picture gw.  yang menarik ada satu keluarga, seorang Bapak dengan tiga anak perempuan remaja dan seorang anak perempuan kecil.  Mereka berpoto di tengah-tengah banjir dan main air banjir, gw kira mereka juga korban banjir seperti kami yang sudah lebih dulu stop disitu, tetapi ternyata gw salah.  Setelah si Bapak berpoto sama anak-anaknya, si Bapak itu nyebrang ke POM Bensin diseberang jalan, dan gak lama setelah itu, Si Bapak mengandeng seorang Ibu dan Menggendong seorang anak laki-laki menyeberang banjir, si Ibu dan Si adik itu menggunakan helm, ternyata mereka kesana untuk menjemput si Ibu yang gak bisa pulang lantaran terjebak banjir.  sungguh menyenangkan, merasakan kehangatan keluarga ditengah-tengah dinginnya banjir (halah )


Ditengah-tengah banjir ini juga, gw ketemu seorang Bapak yang ternyata baru pindah ke Samarinda.  Bapak ini baru pindah selama 10 hari, dan beliau kaget ternyata Samarnda juga banjir dan macet seperti Jakarta. yaa pak mungkin banjir dan macet itu ciri - ciri kota metropolitan ^^
But anyway, dengan segala macet dan banjirnyaa, I love Samarinda all the way it is :)